Kamis, 11 September 2014

MEMBUAT TEH KOMPOS SEDERHANA, PRAKTIS DAN KAYA NUTRISI

Secara umum kompos diartikan sebagai hasil penguraian parsial/ tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, baik secara aerobik maupun anaerobik (http://id.wikipedia.org/wiki/Kompos). Sementara teh kompos diartikan sebagai ekstrak kompos yang diseduh dengan mikroba dalam media cair. Dalam teh kompos di samping memberikan unsur hara (nutrisi) saat diberikan pada tanaman juga dilengkapi dengan mikro organisme. Prinsipnya dalam membuat teh kompos ini hendaknya menggunakan kompos yang sudah jadi. Kompos yang sudah jadi ini mengandung unsur hara mikro maupun makro yang baik untuk tanaman serta baik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. 

Cara membuat teh kompos ini sangat sederhana serta bahan-bahannya pun mudah diperoleh di sekitar kita, terutama di Kabupaten Kudus. Bahan dasar yang digunakan adalah kotoran kambing (jawa: srinthil, inthil wedhus). Sebenarnya tidak harus kotoran kambing, berbagai pupuk kandang maupun kompos apapun bisa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan teh kompos.  Pembuatan teh kompos dengan bahan kotoran kambing ini sudah dipraktekkan oleh Kelompok Tani “Tani Luhur” desa Mejobo Kudus.

Yang perlu disiapkan adalah kotoran kambing kering sebanyak ½ zak kecil (ukuran 15 kg), air kelapa 2 – 4 liter, gula tebu/ gula tumbu 300 gr – 500 gr, enjet/ kapur mati 100 gr – 200 gr (1 genggam) dan air atau air rendaman akar bambu selama 24 jam) sebanyak 40 – 80 liter. Alat yang disiapkan yaitu ember yang ukuran besar atau bisa menampung air setidaknya bervolume 40 – 80 lt.

Cara pembuatannya yaitu kotoran kambing (srinthil) dimasukkan dalam zak lebih kurang setengah zak, lebih baik jika kotoran kambing dalam keadaan halus atau remah. Zak yang berisi kotoran kambing halus tersebut di tusuk dengan jarum besar dengan harapan air bisa masuk dalam zak dengan baik. Zak di tali supaya kotoran kambing di dalamnya kondisi aman dan tidak tumpah.

Air kelapa, gula tebu/ gula tumbu, enjet dan air dengan ukuran tersebut dicampur dalam ember dan diaduk secara merata. Jika sudah tercampur, zak yang berisi kotoran kambing dimasukkan pada campuran dalam ember dan dipastikan bahwa air bisa masuk ke dalam zak. Dan biarkan rendaman tersebut selama 4 – 6 hari. Karena menggunakan sistem aerob atau dengan udara, maka setiap hari zak bisa diangkat dan ditenggelamkan dalam rendaman dengan harapan seperti kita mengaduk teh dalam gelas.

Setelah selama 4 – 6 hari teh kompos kotoran kambing sudah jadi dan bisa diaplikasikan ke lahan dengan cara dikocor maupun di alirkan bersama air yang masuk ke lahan atau sesuai keinginan petani prinsipnya teh kompos tersebut bisa diaplikasikan ke lahan. Sementara kotoran kambing dalam zak bisa dijadikan sebagai pupuk padat atau bisa juga dijadikan sebagai media tanam dalam pot untuk berbagai jenis tanaman pot. Dengan memberikan teh kompos kotoran kambing ini ke lahan, maka penggunaan pupuk kimia anorganik (sintetis atau pabrikan) dikurangi 50%. 
(semoga bermanfaat dan silakan mencoba)

Senin, 18 Agustus 2014

Jajar Legowo Padi


Jajar Legowo adalah cara tanam dengan sistem legowo atau memberikan ruang kosong pada larik tertentu. Cara ini  mampu meningkatkan populasi tanaman dengan cara mengatur jarak tanam dan memanipulasi lokasi dari tanaman sehingga seolah-olah tanaman padi berada di pinggir (tanaman pinggir) atau seolah-olah tanaman lebih banyak berada di pinggir.
Ada beberapa bentuk model tanaman jajar legowo ini, yaitu :
a. Jajar Legowo 2:1
Model jajar legowo 2:1 ini diyakini sebagai model yang paling bagus dari segala jajar legowo karena memberikan keuntungan yang lebih banyak dari segi jumlah tanaman serta jumlah produksi.
legowo
b. Jajar Legowo 4:1,
Jajar legowo 4:1 di lakukan dengan cara membuat empat larikan dan satu baris kosong.
LEGOWO


Keuntungan dan kelemahan metode penanaman padi secara jajar legowo sebagai berikut :

Keuntungan :

Menjadikan tanaman sebagai tanaman tepi/ pinggiran. pada tanaman jajar legowo 2:1 semua tanaman menjadi tanaman pinggiran semua sementara model tanam yang lain, yang menjadi tanaman pinggiran hanya yang disebelah legowo.

Memudahkan dalam perawatan tanaman, baik pengaturan air, pemberian pupuk, penyiangan dari gulma, pemberian pestisida, memudahkan dalam pengendalian hama baik keong, tikus, wereng maupun pengendalian penggerek batang dengan memungut telur penggerek, dll

Mengoptimalkan penyinaran sinar matahari yang berpengaruh pada proses fotosintesis dengan mengatur air dan karbondioksida.

Pemberian tambahan bibit disela, memberikan jumlah bibit yang semakin banyak dibandingkan dengan yang tidak jajar legowo.